Sunday, January 20, 2013

Download Linux Mint 14 Edisi KDE Dan XFCE

0 komentar

Pengembang Linux Mint baru saja mengumumkan secara resmi ketersediaan untuk download Linux Mint 14 KDE. Sebelumnya, proyek yang sama juga telah mengumumkan edisi XFCE untuk distribusi Linux Mint 14.

Linux Mint 14 KDE dikabarkan bersama rilis terbaru dekstop environment KDE SC 4.9. sementara Linux Mint 14 XFCE datang bersama lingkungan desktop xfce 4.10

Berbagai peningkatan dan apa-apa yang baru yang dibawa Linux Mint 14 KDE selengkapnya dapat Anda temukan pada halaman "What’s new in Linux Mint 14 KDE". Sedangkan fitur-fitur baru pada Linux Mint 14 XFCE dapat Anda temukan dari halaman "What’s new in Linux Mint 14 Xfce".

Berikut adalah persyaratan minimal yang dibutuhkan untuk kedua distribusi tersebut:

Linux Mint 14 KDE:

x86 processor (Linux Mint 64-bit requires a 64-bit processor. Linux Mint 32-bit works on both 32-bit and 64-bit processors).
512 MB RAM (1GB recommended for a comfortable usage).
5 GB of disk space
Graphics card capable of 800×600 resolution
CD/DVD drive or USB port


Linux Mint 14 XFCE:

x86 processor (Linux Mint 64-bit requires a 64-bit processor. Linux Mint 32-bit works on both 32-bit and 64-bit processors).
384 MB RAM (1GB recommended for a comfortable usage).
5 GB of disk space
Graphics card capable of 800×600 resolution
CD/DVD drive or USB port

Sebelum memutuskan untuk menggunakan distribusi ini, sebaiknya Anda membaca dan mempelajari terlebih dahulu masalah yang mungkin dijumpai melalui halaman catatan rilis Linux Mint 14 KDE dan catatan rilis Linux Mint 14 XFCE. Serta, bagi Anda yang telah menggunakan versi sebelumnya dari distribusi ini dapat mengikuti langkah-langkah untuk mengupgrade sistem melalui halaman komunitas ini.
Linux Mint 14 KDE 32-bit ISO / Torrent | 64-bit ISO / Torrent;
Linux Mint 14 XFCE 32-bit ISO / Torrent | 64-bit ISO / Torrent;
Linux Mint 14 Live DVD Mate 32-bit ISO / Torrent | 64-bit ISO / Torrent;
Linux Mint 14 Live DVD Mate Non Codec 32-bit ISO / Torrent | 64-bitISO / Torrent;
Linux Mint 14 Live DVD Cinnamon Non Codec 32-bit ISO / Torrent | 64-bit ISO / Torrent;
Linux Mint 14 Live DVD Cinnamon 32-bit ISO / Torrent | 64-bit ISO /Torrent;

Saturday, January 12, 2013

Mengenal Nabi Lebih Dekat, Pesan-Pesan Transformatif Menyambut Bulan Maulid

0 komentar


Saat ini, manusia yang memilih Islam sebagai jalan hidupnya telah mencapai tidak kurang dari seperlima penduduk bumi, atau dua miliar lebih. Dari sekian banyak manusia yang berafiliasi kepada Islam, berapa orang yang benar-benar mengenal Muhammad Saw.?

Untuk mempercayai seseorang, selain dengan menggunakan argumentasi, juga dapat menggunakan unsur kedekatan. Bahkan, ketika seseorang telah benar-benar mengenal orang lain secara dekat, maka sangat sulit baginya mengingkari hal-hal yang bertentangan dengan apa yang telah dikenalnya selama ini. Di sinilah argumen itu sebenarnya berfungsi. Mengenal, mempercayai, baru kemudian membela.

Untuk mengenal seorang tokoh, kita memerlukan biografi, riwayat hidup, kesaksian orang-orang dekat, setting sosial, dan berbagai hal yang dapat membantu kita memahami sang tokoh. Dengan demikian, untuk mengenal saja, kadang-kadang kita kesulitan karena jarak yang amat jauh dari masa hidup sang tokoh. Namun, hal itu sebenarnya bukan penghalang untuk memahaminya secara utuh. Apalagi jika tokoh itu memiliki ratusan, bahkan ribuan teman yang selalu siap berbagi informasi tentangnya. Di mana, masing-masing dari mereka pernah mendapatkan kesan yang begitu mendalam, sehingga tidak akan pernah terlupakan walaupun umur sudah begitu tua untuk digunakan mengingat-ingat. Berkodi-kodi data telah dihimpun dan disusun secara rapi, dalam berbagai macam tema, sudut pandang, dan analisis-analisis yang beraneka ragam. Tokoh semacam ini sebenarnya tidak akan mudah dilupakan. Terutama bagi orang-orang yang sangat menghargai pengetahuan yang dalam bahasa Al-Quran sering disebut Ulul Abshar (untuk yang pandai memanfaatkan sarana fisik) dan Ulul Albab (untuk yang pandai menggunakan sarana batin).

Persoalannya, saat kita ingin memperkenalkan kepada orang lain yang tidak begitu intens mempergunakan sarana-sarana yang dimilikinya. Dalam hal ini tentu saja orang awam yang secara jumlah adalah umat mayoritas. Pertentangan antara perlu tidaknya peringatan kelahiran (ihtifal mauled), sebenarnya persoalan kaum elit cendekia. Bukan persoalan mereka yang awam. Tidak ada jaminan bagi mereka yang menolak peringatan mauled sudah benar-benar mengenal tokoh yang selama ini dianut. Seperti tidak ada jaminan pula bagi mereka yang memperingatinya, untuk benar-benar dengan mudah memahami apa yang disampaikan dalam bahasa arab, sebagai wasilah untuk mengenal. Namun semangat yang melatarbelakangi peringatan Maulid jelas merupakan ekspresi dari apa yang tersimpan dalam hati. Satu rasa kerinduan yang begitu dalam untuk mencintai sang junjungan. Perasaan itu adalah modal pertama untuk kembali mengenal lebih dekat, tokoh yang selama ini dianut.

Dalam sebuah cerita pendek, dikisahkan seorang anak perempuan sangat rindu kepada hadirat Nabi. Di saat teman-temannya saling berkompetisi adu cepat bertemu idola masing-masing, ia hanya diam menyembunyikan tokoh idolanya. Namun keyakinannya sangat kuat. Walaupun teman-temannya menertawakannya, saat tahu siapa ternyata yang menjadi idolanya. Bukan artis, tapi Sang Nabi yang telah tiada. Di saat semua kecut, hanya dia sendiri yang semangat. Mengharap segera bertemu dengan orang yang paling dirindukannya. Di akhir cerita, anak SMA itu berhasil bertemu Nabi dalam mimpinya. Cerita ini mungkin hanya fiktif, tapi itu merupakan cerminan dari fakta sosial yang mengatakan ‘Jarang sekali orang benar-benar mengenal siapa Muhammad saw.? Apalagi untuk merindukan sosok seperti Beliau.’

Keberadaan kita pada abad ini, merupakan keistimewaan tersendiri. Walaupun tidak pernah bertemu Nabi. Kita adalah orang yang percaya sekaligus tidak pernah bertemu dengannya. Suatu ketika, Seorang sahabat bertanya, “Rasulullah! Apakah ada manusia yang lebih baik daripada kami. Kami masuk Islam di tanganmu. Kami juga berjihad bersamamu?” Rasulullah menjawab, “Benar. Sekelompok manusia yang hidup setelah kalian. Mereka percaya kepadaku, walaupun mereka tidak pernah melihatku.”

Riwayat lain mengatakan, “Umatku ibarat hujan. Tidak pernah diketahui mana yang paling baik. Awal atau akhirnya.” Al-Qadhi ‘Iyadh menuturkan, setiap generasi memiliki keunggulan dan keistimewaannya sendiri. Generasi awal menjadi begitu istimewa karena beriman setelah menyaksikan mukjizat secara langsung dan menerimanya dengan baik. Sedangkan generasi akhir percaya pada sesuatu yang tidak terlihat (gaib) setelah menyaksikan tanda-tanda, dan menerima dengan baik serta secara suka rela. Jika umat awal berperan dalam menegakkan agama, maka umat yang akhir berperan menjaga ketegakannya. Artinya, potensi generasi awal dan akhir adalah sama. Setiap tetesan air hujan selalu memiliki peran dalam menumbuh-kembangkan tanaman. Demikian pula dengan generasi awal dan generasi yang lebih akhir, sama-sama punya potensi dan peran dalam mewujudkan Khairu Ummah.

Maulid, Momen Melakukan Perubahan
Penjelasan Al-Qadhi di atas, memberikan semangat kepada kita untuk selalu melakukan perubahan menuju yang lebih baik. Kita punya potensi sama seperti generasi masa Nabi. Kita bisa menjadi shalih, makmur, dan ideal.

Dari tidak mengenal Nabi, menjadi orang yang paling tahu tentang beliau. Dari yang tidak pernah mengamalkan ajarannya, menjadi orang yang paling gigih mengamalkan. Dari yang tidak konsisten, menjadi konsisten. Dari kemalasan menjadi penuh semangat. Beberapa hal ini adalah contoh perubahan diri sendiri.

Di ruang publik (sosial), perubahan yang dilakukan individu-individu itu tentu saja dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit. Ke-shalih-an sebagai simbol keunggulan spiritual, mendorong terwujudnya ketenteraman sosial. Di mana arti agama dapat benar-benar terwujud. Agama terbentuk dari bahasa sangsekerta ‘Gama’ yang berarti kacau, ditambah imbuhan ‘A’ berarti anti atau tidak. Dengan demikian agama berarti anti atau tidak kacau alias tenteram. Baik ketenteraman individu maupun sosial. Agama yang menjadi ancaman bukanlah agama sebenarnya.

Kemakmuran dan kesejahteraan merupakan nilai ideal yang diharapkan oleh hampir setiap manusia. Pada dasarnya, berbagai macam teori ekonomi –mulai dari kapitalisme klasik, komunisme, hingga neoliberal- coba dirumuskan untuk mencapai titik ideal ini. Namun kadang kala harus dibayar dengan mahal, dengan hilangnya semangat ke-shali¬h-an dan cita ideal yang ingin dicapai. Semangat berusaha dalam sistem kapitalis, telah mendorong banyak manusia bersifat rakus. Menghalalkan segala cara untuk mencapai keuntungan tertentu. Sebaliknya, komunisme memberikan otoritas mutlak kepada penguasa untuk mengontrol pemerataan kesejahteraan. Pemimpin-pemimpin tiran dan diktator banyak muncul dalam wilayah-wilayah yang menerapkan sistem komunisme. Dengan demikian, pada dasarnya dilihat dari efek yang ditimbulkan, kedua teori ini telah menyengsarakan umat manusia. Dan untuk menghindarkan dari dampak negatif dari sistem yang diterapkan, perilaku manusia harus dikendalikan. Sikap-sikap diktatorisme harus dilawan dengan kearifan. Sikap-sikap rakus yang menerjang norma-norma sosial-agama harus dihentikan. Di sinilah pentingnya akhlak. Apapun sistem yang diterapkan, selama ditopang perilaku yang baik pula, insyaallah dapat membawa kesejahteraan. Sebuah bangsa tidak akan hancur oleh kebebasan. Ia hanya hanya akan hancur oleh keburukan budi pekerti. Cina, dengan konsep budi pekerti ala konfusianis, dapat bertahan dari kehancuran seperti yang menimpa Uni Soviet.

Itu semua adalah cita-ideal yang dalam bahasa filsuf Islam klasik disebut Sa’adah. Kita tahu, kelahiran Rasulullah di muka bumi ini adalah untuk mewujudkan Sa’adah bagi umat manusia. Maka dengan datangnya bulan maulid kali ini, ke depan, nilai ideal semacam itulah yang harus kita perjuangkan bukan?

sumber :www.misykat.lirboyo.net

Ragu dalam Berwudhu

0 komentar


Siapapun orangnya tidak akan pernah merasa senang dalam keadaan ragu. Keraguan seringkali menimpa seseorang yang alpa dalam berkonsentrasi. Kealpaan ini biasa terdapat dalam beberapa hal yang bersifat rutinitas, seperti halnya wudhu. Intensitas berwudhu seorang muslim jauh lebih sering dari pada mandi. Karena tuntutan bersuci dalam berbagai ibadah. Mulai dari shalat, membaca al-qur’an, thowaf dan lain sebagainya.Dengan demikian, wajar jika perasaan ragu terjadi ketika berwudhu. Oleh karena itulah sebelum berwudhu dianjurkan untuk berdo’a terlebih dahulu minimal membaca basmallah, bismillahirrahmanirrahim.

Diantara bentuk keraguan yang sering mengganggu seorang yang sedang berwudhu adalah perasangka mengenai satu rukun tertentu.  Apakah rukun tersebut telah terlaksana atau belum. Dalam contoh kasus seringkali seseorang ragu dalam wudhunya apakah ia telah membasuh tangan atau belum?. Jika terjadi demikian, mutawadhdhi’ (orang yang berwudhu) hendaknya tidak usah ragu, yakin saja semua rukun telah terlaksana dengan baik, dan wudhunya tetap dianggap sah.

Kasus semacam ini diterangkan dalam Kifayatul Akhyar bahwa jikalau seseorang tetap ragu dan tidak ada keyakinan sama sekali, maka wudhunya tetap syah dan tidak perlu diulangi kembali

لو شك فى غسل بعض أعضائه فى أثناء الطهارة لم يحسب له وبعد الفراغ لايضر الشك على الراجح لكثرة الشك مع أن الظاهر كمال الطهارة

Apa bila seseorang mengalami keraguan ketika berwudhu dalam membasuh salah satu anggauta tubuh, maka keraguan itu  (walaupun ia telah selesai berwudhu) menurut pendapat yang diunggulkan tidak mempengaruhi syahnya wudhu. Karena pada dasarnya wudhu tersebut talah terlaksana (sempurna).

sumber : www.nu.or.id

Lupa dan Ragu dalam Shalat

0 komentar


Lupa adalah sifat bawaan manusia seperti bunyi maqolah al-insan mahallul khatha’ wan nisyan. Begitu akutnya lupa bagi manusia, sehingga fiqihpun memberikan ruang istimewa bagi mereka yang benar-benar lupa. Misalkan lupa makan atau minum ketika berpuasa, maka hal itu dianggap sebagai rizki dan tidak membatalkan puasa. Hadits Rasulullah saw mnegatakan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكَلَ أَوْ شَرِبَ نَاسِيًا فَلَا يُفْطِرْ فَإِنَّمَا هُوَ رِزْقٌ رَزَقَهُ

Barang siapa yg lupa, lalu makan atau minum ketika berpuasa, maka janganlah membatalkan puasanya, karena hal itu adl rizqi yg Allah berikan kepadanya. Bahkan dalam Lubbul Ushul Imam Zakariya Al-Anshari dalam muqaddimahnya mengatakan bahwa:

وَالأَصَحُّ إِمْتِنَاعُ تَكْلِيْفِ الْغَافِلِ وَالْمُلْجَأِ، لاَ الْمُكْرَهِ.

Demikianlah syriat memberikan jalan keluar bagi mereka yang lupa. Lupa biasa terjadi pada sesuatu yang sering dilakukan. Begitulah manusia, semakin sering melakukan sesuatu semakin tinggi kemungkinan terjadi lupa. Karena jika tidak melakukan sesuatu pastilah ia tidak lupa, begitu logiknya. Hanya orang yang melasanakan shalatlah yang lupakan rukuk atau sujud. Dan hanya orang yang wudhu yang akan terancam lupa membasuh muka atau tangan. Lalu bagaimanakah jika hal ini benar-benar terjadi? Jikalau memang seseorang benar-benar lupa mengerjakan satu rukun tertentu, dan ia sama sekali tidak ingat dan tidak ada orang yang mengingatkannya maka ibadah itu hukumnya tetap syah.

Namun jika ia teringat kembali dan meyakini adanya kelalaian itu hendaklah ia memperbaikinya. Misalkan seseorang lupa meninggalkan satu atau dua rekaat dalam shalatnya, sedangkan ia telah mengucap salam sebagai tanda finish dalam sholat. Maka jikalau ingatan itu datang dalam waktu dekat hendaklah ia menambah rakaat yang ditinggalkannya dan mengakirinya dengan sujud sahwi. Tetapi jikalau ingatan itu baru datang setelah beberapa lama (misalkan baru teringat setelah baca dzikir) maka orang tersebut wajib mengulangi shalatnya kembali.  Begitu keterangan dalam Majmu’

اذا سلم من صلاته ثم تيقن انه ترك ركعة او ركعتين اوثلاثا او انه ترك ركوعا اوسجودا اوغيرهما من الاركان سوى النية وتكبرة الاحرام فان ذكر السهوقبل طول الفصل لزمه البناء على صلاته فيأتى بالباقى ويسجد للسهو وان ذكر بعد طول الفصل لزمه استئناف الصلاة

Apabila seseorang telah salam (usai shalatnya) kemudian ia baru teringat bahwa ia telah melupakan (meninggalkan) satu atau dua atau tiga rakaat atau ia lupa telah meninggalkan rukuk atau sujud atua rukun lainnya kecuali niyat dan takbiratul ihram, maka ia cukup menambahi (menyusuli) apa yang telah dilupakannya itu dengan sujud sahdi, jikalau ingatan itu segera datang. Tetapi jikalau ingatan itu datangnya setelah beberapa lama maka hendaklah ia mengulangi shalatnya kembali.

Berbeda ketika seseorang lupa meninggalkan satu rukun tertentu (ruku’ atau baca fatihah) maka ketika ia ingat dan ia belum melakukan rukun yang sama pada rekaat setelahnya, hendaklah ia segera mengganti rukun yang ditinggalkan itu. Dan apabila ia lupa, maka itulah apapun yang dilakukannya sudah cukup dan dianggap sah karena memang lupa. Begitu keterangan dalam Fathul Mu’in Hamisy I’anathut Thalibin

ولو سها غير مأموم فى الترتيب بترك ركن كأن سجد قبل الركوع أو ركع قبل الفاتحة لغا مافعله حتى يأتي بالمتروك فان تذكر قبل بلوغ مثله أتى به والا فسيأتى بيانه... وإلا أي وان لم يتذكر حتى فعل مثله فى ركعة أخرى أجزأه عن متروكه ولغا ما بينهما هذا كله ان علم عين المتروك ومحله...

Ragu di tengah-tengah Shalat
Lupa berbeda dengan ragu-ragu. Jikalau yang terjadi adalah keragu-raguan, maka perlu meninjau masalahnya secara detail. Ketika seseorang mengalami keraguan di tengah-tengah shalatnya, apakah dia sudah melakukan satu ferdhu tertentu (ruku’,misalnya) atau belum. Maka masalah ini perlu diperinci lagi, jika keraguan terjadi sebelum orang itu melakukan fardhu yang ditinggal (ruku’) tersebut pada rekaat setelahnya, maka ia harus kembali untuk melakukan fardhu yang ditinggal (ruku’). Namun jika keraguan itu datang setelah ia melakukan fardhu yang sama yang ditinggalkannya (ruku’) pada rekaat setelahnya, cukuplah baginya meneruskan shalat dan menambah satu rakaat lagi, sebagai pengganti satu rukun yang ditinggalkannya itu. Begitu keterangan dalam Fathul Mu’in Hamisy I’anathut Thalibin

... أو شك هو أي غير المأموم فى ركن هل فعل أم لا كأن شك راكعا هل قرأ الفاتحة أوساجدا هل ركع أواعتدل أتى به فورا وجوبا ان كان الشك قبل فعله مثله أي مثل المشكوك فيه من ركعة أخرى

Ragu Setelah Shalat Selesai
Begitu juga ketika terjadi keraguan setelah shalat, apakah shalat yang telah dikerjakan itu telah lengkap ataukah ada rukun tertentu yang tertinggal, maka shalat semacam itu secara fiqih tetap dianggap syah dan tidak perlu mengulanginya kembali. Kitab Khasiyah Qulyubi wa Umairah menjelaskan

ولوشك بعد السلام فى ترك فرض لم يؤثر على المشهور – لان الظاهر وقوع السلام عن تمام

Jikalau setelah salam (selesai shalat) sesorang ragu dalam meninggalkan/melaksanakan satu fardhu tertentu, maka hal itu tidak berpengaruh (tetap syah) menurut pendapat yang masyhur. Karena dalam kenyataannya ia telah melakukan salam dan (shalat dianggap) sampurna.

Dengan kata lain, lupa dan ragu adalah dua hal yang berbeda. Begitu pula cara penyelesaiannya. Hukum lupa segera dicabut ketika datang ingatan. Selama seseorang dalam kondisi lupa ia akan terbebas dari tuntutan syari’ah, dan ketika ia teringat kembali, maka orang tersebut kembali terkena tuntutan syari’ah. Seperti contoh berpuasa, ketika seseorang lupa bahwa ia sedang menjalankan puasa, maka ia terbebas dari tuntutan syari’ah boleh makan dan minum. Namun ketika ia teringat kembali bahwa ia puasa, maka ia wajib menahan semuanya dan kembali berpuasa. Sedangkan ragu-ragu bisa hilang karena adanya keyakinan. Dan tidak ada keraguan yang dibarengai dengan keyakinan.

sumber : www.nu.or.id

Friday, January 11, 2013

Penjelasan Mengenai Rebo Wekasan

0 komentar


Bulan Shafar  adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang  tidak memiliki kehendak dan  berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya.
Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini.

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah,

لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ
"Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa." (H.R.Imam al-Bukhari dan Muslim).
Ungkapan hadits laa ‘adwaa’ atau tidak ada penularan penyakit itu, bermaksud meluruskan keyakinan golongan jahiliyah, karena pada masa itu mereka berkeyakinan bahwa penyakit itu dapat menular dengan sendirinya, tanpa bersandar pada ketentuan dari takdir Allah.

Sakit atau sehat, musibah atau selamat, semua kembali kepada kehendak Allah. Penularan hanyalah sebuah sarana berjalannya takdir Allah. Namun, walaupun keseluruhannya kembali kepada Allah, bukan semata-mata sebab penularan, manusia tetap diwajibkan untuk ikhtiar dan berusaha agar terhindar dari segala musibah. Dalam kesempatan yang lain Rasulullah bersabda: “Janganlah onta yang sakit didatangkan pada onta yang sehat”.

Maksud hadits laa thiyaarota atau tidak diperbolehkan meramalkan adanya hal-hal buruk adalah bahwa sandaran tawakkal manusia itu hanya kepada Allah, bukan terhadap makhluk atau ramalan. Karena hanyalah Allah yang menentukan baik dan buruk, selamat atau sial, kaya atau miskin. Dus, zaman atau masa tidak ada sangkut pautnya dengan pengaruh dan takdir Allah. Ia sama seperti waktu- waktu yang lain, ada takdir buruk dan takdir baik.

Empat hal sebagaimana dinyatakan dalam hadits di atas itulah yang ditiadakan oleh Rasulullah dan ini menunjukkan akan wajibnya bertawakal kepada Allah, memiliki tekad yang benar, agar orang yang kecewa tidak melemah di hadapkan pada perkara-perkara tersebut.

Bila seorang muslim pikirannya disibukkan dengan perkara-perkara tersebut, maka tidak terlepas dari dua keadaan. Pertama: menuruti perasaan sialnya itu dengan mendahulukan atau meresponsnya, maka ketika itu dia telah menggantungkan perbuatannya dengan sesuatu yang tidak ada hakikatnya. Kedua: tidak menuruti perasaan sial itu dengan melanjutkan aktivitasnya dan tidak memedulikan, tetapi dalam hatinya membayang perasaan gundah atau waswas. Meskipun ini lebih ringan dari yang pertama, tetapi seharusnya tidak menuruti perasaan itu sama sekali dan hendaknya bersandar hanya kepada Allah.

Penolakan akan ke empat hal di atas bukanlah menolak keberadaannya, karena kenyataanya hal itu memang ada. Sebenarnya yang ditolak adalah pengaruhnya. Allah-lah yang memberi pengaruh. Selama sebabnya adalah sesuatu yang dimaklumi, maka sebab itu adalah benar. Tapi bila sebabnya adalah sesuatu yang hanya ilusi, maka sebab tersebut salah.

Muktamar NU yang ketiga, menjawab pertanyaan “bolehkah berkeyakinan terhadap hari naas, misalnya hari ketiga atau hari keempat pada tiap-tiap bulan, sebagaimana tercantum dalam kitab Lathaiful Akbar” memilih pendapat yang tidak mempercayai hari naas dengan mengutip pandangan Syekh Ibnu Hajar al-Haitamy dalam Al-Fatawa al-Haditsiyah berikut ini:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Penciptanya, tidak berdasarkan hitung-hitungan dan terhadap Tuhannya selalu bertawakal. Dan apa yang dikutip tentang hari-hari nestapa dari sahabat Ali kw. Adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

Indikasi Kesialan dalam Quran dan Hadits

Mungkin ada pertanyaan, bagaimana dengan firman Allah Ta’ala, yang artinya:’’Kaum ‘Aad pun mendustakan (pula). Maka alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku, Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus. yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok korma yang tumbang” (Q.S al-Qamar (54:18-20).

Imam al-Bagawi dalam tafsir Ma’alim al-Tanzil menceritakan, bahwa kejadian itu (fi yawmi nahsin mustammir)  tepat pada hari Rabu terakhir bulan Shafar. Orang Jawa pada umumnya menyebut Rabu itu dengan istilah Rabu Wekasan. Hemat penulis, penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu pada Shafar dan tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan yang terus menerus.

Istilah hari naas yang terus menerus atau yawmi nahsin mustammir juga terdapat dalam hadis nabi. Tersebut dalam Faidh al-Qadir, juz 1, hal. 45, Rasulullah bersabda, “Akhiru Arbi’ai fi al-syahri yawmu nahsin mustammir (Rabu terakhir setiap bulan adalah hari sial terus).”

Hadits ini lahirnya bertentangan dengan hadits sahih riwayat Imam al-Bukhari sebagaimana disebut di atas. Jika dikompromikan pun maknanya adalah bahwa kesialan yang terus menerus itu hanya berlaku bagi yang mempercayai. Bukankah hari-hari itu pada dasarnya netral, mengandung kemungkinan baik dan jelek sesuai dengan ikhtiar perilaku manusia dan ditakdirkan Allah.

Bagaimana dengan pandangan Abdul Hamid Quds dalam kitabnya Kanzun Najah Was-Surur Fi Fadhail Al-Azminah wash-Shuhur (penulis sendiri terus terang belum mengetahui dan meneliti kebenaran nama dan kitab ini, bahkan dalam beberapa tulisan kitab ini disebut dengan Kanzun Najah Was-Suraar Fi Fadhail Al-Azmina Wash-Shuhaar dan Kanju al-Najah wa al-Surur fi al-Adiyati al-Lati Tasrohu al-Sudur) yang menjelaskan: banyak para Wali Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual yang tinggi mengatakan bahwa pada setiap tahun, Allah  menurunkan 320.000 macam bala bencana ke bumi dan semua itu pertama kali terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar.

Oleh sebab itu hari tersebut menjadi hari yang terberat di sepanjang tahun. Maka barangsiapa yang melakukan shalat 4 rakaat (nawafil, sunnah), di mana setiap rakaat setelah al-Fatihah dibaca surat al-Kautsar 17 kali lalu surat al-Ikhlash 5 kali, surat al-Falaq dan surat an-Naas masing-masing sekali; lalu setelah salammembaca do’a, maka Allah  dengan kemurahan-Nya akan menjag a orang yang bersangkutan dari semua bala bencana yang turun di hari itu sampai sempurna setahun.

Mengenai amalan-amalan tersebut di atas, mengutip KH. Abdul Kholik Mustaqim, Pengasuh Pesantren al-Wardiyah Tambakberas Jombang, para ulama yang menolak adanya bulan sial dan hari nahas Rebo Wekasan berpendapat (dikutip dengan penyesuaian):


Pertama, tidak ada nash hadits khusus untuk akhir Rabu bulan Shofar, yang ada hanya nash hadits dla’if yang menjelaskan bahwa setiap hari Rabu terakhir dari setiap bulan adalah hari naas atau sial yang terus menerus, dan hadits dla’if ini tidak bisa dibuat pijakan kepercayaan.

Kedua, tidak ada anjuran ibadah khusus dari syara’.Ada anjuran dari sebagian ulama’ tasawwuf namun landasannya belum bisa dikategorikan hujjah secara syar’i.

Ketiga, tidak boleh, kecuali hanya sebatas sholat hajat lidaf’ilbala’almakhuf (untuk menolak balak yang dihawatirkan) atau nafilah mutlaqoh (sholat sunah mutlak) sebagaimana diperbolehkan oleh Syara’, karena hikmahnya adalah agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Mengutip pandangan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftakhul Akhyar tentang hadits kesialan terus menerus pada Rabu terakhir tiap bulan, dinyatakan:

“Naas yang dimaksud adalah bagi mereka yang meyakininya, bagi yang mempercayainya, tetapi bagi orang-orang yang beriman meyakini bahwa setiap waktu, hari, bulan, tahun ada manfaat dan ada mafsadah, ada guna dan ada madharatnya. Hari bisa bermanfaat bagi seseorang, tetapi juga bisa juga naas bagi orang lain…artinya hadits ini jangan dianggap sebagai suatu pedoman, bahwa setiap Rabu akhir bulan adalah hari naas yang harus kita hindari. Karena ternyata pada hari itu, ada yang beruntung, ada juga yang buntung. Tinggal kita berikhtiar meyakini, bahwa semua itu adalah anugerah Allah.” Wallahu ‘A’lam.

sumber : www.nu.or.id

seputar microsoft office 2013

0 komentar


Microsoft Office 2013 sangat erat kaitannya dengan layanan SkyDrive, yang secara otomatis menyimpan semua dokumen. Dengan demikian, perubahan dokumen pada komputer kerja Anda segera ditampilkan pada PC rumah maupun dengan Windows Phone. Selain itu, Office 2013 secara otomatis akan melakukan sinkronisasi antara komputer yang berbeda dengan konfigurasi template dan kamus.
Microsoft Word sekarang sudah mendukungan untuk format PDF, bersama dengan Mode Baca otomatis akan menyesuaikan tampilan teks untuk memberikan pengalaman membaca yang terbaik. Jika pengguna dapat menyisipkan video dari layanan online seperti YouTube, MS Word mendukung pemutaran dalam aplikasinya.
Excel versi baru memungkinkan pengguna untuk menganalisis data kinerja sederhana. Secara default, spreadsheet akan disintesis dalam bentuk poros meja sehingga pelanggan dapat memilih rencana terbaik untuk pertunjukan. Isi fitur Flash muncul otomatis mempelajari operasi, rumus pengguna untuk secara otomatis menerapkannya ke seluruh data. Excel 2013 juga secara otomatis merekomendasikan jenis grafik terbaik untuk representasi data serta komponen antarmuka yang dapat disesuaikan.
PowerPoint 2013 menambahkan fitur Presenter View untuk menampilkan presentasi slide serta waktu presentasi slide berikutnya, catatan, dll untuk mendukung pidato pengguna. Selama presentasi, PowerPoint memungkinkan zoom in, zoom out, parkir dan menavigasi antara slide dengan sentuhan atau stylus.
OneNote adalah inovasi cukup banyak, dapat paling mudah untuk melihat gaya Metro antarmuka. Catatan, teks yang telah dibuat pengguna akan disinkronkan di beberapa platform OneNote, termasuk Windows Phone, Windows 7/8, iOS dan Android. Pengguna juga dapat melihat mereka di kantor web (Office Web Apps). Kemampuan untuk menanamkan benda-benda eksternal menjadi lebih baik. Jika pengguna menyisipkan Excel spreadsheet, OneNote secara otomatis akan menampilkan isinya, dan menarik grafik yang tersedia. Ketika file Excel diedit, OneNote secara otomatis diperbarui. New OneNote juga mendukung stylus yang lebih baik daripada versi lama dan fitur yang tersedia dapat mengubah tulisan tangan menjadi karakter komputer. Selain OneNote dalam Office 2013, Microsoft juga menyediakan OneNote terpisah pada App Store Windows.
Outlook di Office 2013, Pertukaran dukungan ActiveSync dengan fitur otomatis push email, kalender dan kontak melalui layanan email populer. New navigasi membuat browsing melalui email Anda, kalender lebih mudah. Hal ini juga terkait erat dengan beberapa jaringan sosial, seperti Facebook dan LinkedIn. Beberapa fitur baru dari Outlook yakni dap[at melihat kalender penuh, informasi email, People Card (melihat lebih banyak kontak dalam satu antarmuka), berbagi kalender dengan orang lain.
Persyaratan Sistem Minimum untuk Menginstal Microsoft Office 2013
Komputer dan processor: 1 gigahertz (Ghz) atau lebih tinggi x86- atau x64-bit processor
Memory (RAM): 1 gigabyte (GB) RAM (32 bit); 2 gigabytes (GB) RAM (64 bit)
Hard Disk: 3.0 gigabytes (GB)
Display: Graphics hardware acceleration requires a DirectX10 graphics card dan resolusi layar 1024 x 576
Operating System: Windows 7, Windows 8, Windows Server 2008 R2, atau Windows Server 2012
Browser: Microsoft Internet Explorer 8, 9, or 10; Mozilla Firefox 10.x atau browser versi terberu; Apple Safari 5; maupun Google Chrome 17.x.
.NET version 3.5, 4.0, or 4.5
Multi-touch:  Perangkat sentuh, enabled diperlukan untuk menggunakan fungsi multi-touch. Namun, semua fitur dan fungsi yang selalu tersedia dengan menggunakan keyboard, mouse, atau perangkat input standar lainnya. Perhatikan bahwa fitur sentuh baru yang dioptimalkan untuk digunakan dengan Windows 8.
Microsoft Office 2013 Professional Plus MSDN 64bit
Microsoft Office 2013 Professional Plus MSDN 32bit



Free Download Microsoft Office 2013 Professional Plus 64-bit ISO  769.31 MB
Free Download Microsoft Office 2013 Professional Plus 32-bit ISO  666.62 MB