Wednesday, September 7, 2011


Dec 10, '08 1:03 AM
untuk
Kebatilan Teori Darwin
         Sebagian manusia ada yang meyakini bahwa asal penciptaan manusia berasal dari kera. Jadi, menurut teori ini, manusia awalnya berbentuk kera. Lalu mengalami perkembangan dan evolusi yang mengubah struktur dan bentuk tubuh mereka lebih sempurna; cara berpikir juga berkembang, dan perlahan-lahan berubah bentuk dari monyet jadi manusia sempurna. Inilah “teori evolusi” batil yang pernah dicetuskan oleh Darwin. Teori ini didasari oleh sangkaan dan perkiraan-perkiraan batil yang tidak dibangun di atas dalil dari wahyu.
        Abad ke-19 menyaksikan sebuah kekeliruan terbesar dalam sejarah umat manusia. Ini berawal dengan dikenalkannya filsafat materialis warisan Yunani kuno kepada pemikiran bangsa Eropa. Kekeliruan ini adalah teori evolusi Darwin. Sebelum kemunculan Darwinisme, biologi diterima sebagai cabang ilmu pengetahuan yang membuktikan keberadaan Tuhan. Dalam bukunya Natural Theology, biologiwan terkenal William Paley menyatakan, “Setiap jam menunjukkan keberadaan pembuat jam, rancangan di alam membuktikan keberadaan Tuhan.”
         Tetapi, teori evolusi Darwin menolak kebenaran ini. Dengan memutarbalikkan kebenaran agar sesuai dengan filsafat materialis, ia menyatakan bahwa seluruh makhluk hidup muncul akibat peristiwa alamiah biasa, tanpa ada unsur kesengajaan. Dengan kata lain, secara kebetulan. Dengan cara ini, ia memunculkan pemisahan semu antara agama dan ilmu pengetahuan. Dalam buku The Messianic Legacy, para peneliti Inggris Michael Baigent, Richard Leigh dan Henry Lincoln berkata tentang hal ini:
        Bagi Isaac Newton, satu setengah abad sebelum Darwin, ilmu pengetahuan tidaklah terpisah dari agama, bahkan sebaliknya, menjadi bagian dari agama, dan pada akhirnya mengabdi kepadanya. Akan tetapi ilmu pengetahuan masa Darwin menjadi persis sedemikian itu, yakni memisahkan dirinya sendiri dari kerangka tempat dulunya ia berada, dan mengukuhkan dirinya sendiri sebagai pesaing mutlak, sebagai pemberi penjelasan tandingan. Alhasil, agama dan ilmu pengetahuan tak lagi bekerja seiring, tapi berdiri saling berhadap-hadapan, dan umat manusia semakin dipaksa untuk memilih di antara keduanya. (Michael Baigent, Richard Leigh, Henry Lincoln, The Messianic Legacy, Gorgi Books, London:1991, hlm.177-178)
Penelitian yang Melibatkan Puluhan Ribu Ilmuwan
      Tidak hanya biologi, cabang-cabang ilmu pengetahuan seperti psikologi dan sosiologi pun dipaksakan agar sesuai dengan filsafat materialis. Astronomi dibelokkan mengikuti dogma materialis Yunani kuno. Tujuan baru ilmu pengetahuan adalah untuk mengukuhkan kebenaran filsafat materialis. Gagasan keliru ini telah menyeret dunia ilmu pengetahuan kepada kebuntuan selama 150 terakhir.
         Puluhan ribu ilmuwan dari berbagai cabang ilmu bekerja dengan berpengharapan akan mampu membuktikan Darwinisme atau teori-teori materialis lainnya. Namun mereka kecewa. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan sesuatu yang malah bertentangan dengan kesimpulan yang ingin mereka capai. Dengan kata lain, bukti-bukti tersebut malah mengukuhkan kebenaran Penciptaan.
        Kini dunia ilmu pengetahuan sangat tercengang oleh kenyataan ini. Ketika alam diteliti, maka yang muncul adalah adanya perencanaan dan perancangan besar di setiap bagian-bagian terkecilnya. Hal ini telah meruntuhkan landasan berpijak filsafat materialis. Misalnya, struktur luar biasa DNA mengungkap kepada para ilmuwan bahwa DNA bukanlah hasil peristiwa tak disengaja. DNA dalam satu sel manusia berisi informasi yang cukup untuk memenuhi seluruh ensiklopedia yang terdiri atas 900 jilid. Gene Myers, seorang ilmuwan dari perusahan Celera yang menangani Human Genome Project (Proyek Genome Manusia), menyatakan berikut ini Apa yang sungguh mengejutkan saya adalah arsitektur kehidupan. Sistemnya sungguh luar biasa kompleks. Seolah ini telah dirancang. Terdapat kecerdasan mahahebat di sana. (San Francisco Chronicle, 19 February 2001)
        Keterkejutan ini mengguncang seluruh dunia ilmu pengetahuan. Para ilmuwan memandang dengan takjub ketidakabsahan filsafat materialis dan Darwinisme yang dulunya diajarkan kepada mereka sebagai suatu kebenaran. Sebagian mereka bahkan menyatakannya secara terbuka. Dalam bukunya Darwin’s Black Box, salah seorang dari para tokoh ini, Profesor Biokimia asal Amerika, Michael Behe, menjelaskan keadaan dunia ilmu pengetahuan sebagaimana berikut: Selama empat puluh tahun terakhir, biokimia modern telah menyingkap rahasia sel. Kemajuan ini dicapai dengan susah payah. Diperlukan puluhan ribu orang yang membaktikan sebagian besar masa hidupnya untuk pekerjaan laboratorium yang membosankan. Hasil kerja keras kumulatif untuk meneliti kehidupan di tingkat molekuler ini adalah teriakan yang lantang, jelas, dan nyaring: “desain!”. Hasil ini demikian jelas dan penting sehingga patut digolongkan sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan.
         Namun, tidak ada sambutan meriah, tidak ada tangan yang bertepuk. Mengapa masyarakat ilmiah tidak menyambut penemuan mengejutkan ini dengan penuh kegirangan? Yang menjadi masalah adalah ketika salah satu sisi penemuan ini diberi nama desain cerdas, maka sisi yang lain haruslah diberi nama TUHAN. (Michael J.Behe, Darwin’s Black Box, New York: Free Press, 1996, hlm. 231-232)
Intelligent Design Lahir ketika Para Ahli Ingin Membuktikan Teori Evolusi itu Benar
Intelligent Design Theory alias Teori Perancangan Cerdas yang justru ditemukan saat ahli-ahli dari berbagai cabang ilmu bekerja keras untuk membuktikan teori Evolusi itu benar. Namun, harapan besar itu ternyata berhadapan dengan bukti-bukti yang sangat bertentangan dengan teori yang mereka usung. Bukti yang mereka temukan justru menguatkan satu jawaban, bahwa apapun yang tercipta di muka bumi memiliki Pencipta yang Maha Cerdas. Ini membuktikan adanya eksistensi Allah dalam keterlibatannya menciptakan manusia. Jadi, dapat dikatakan bahwa Evolusi adalah suatu hal yang mustahil.
Mengutip sebuah ungkapan dari Philip Johnson, filsuf Amerika :
”Kita ada disini sebagai hasil karya Pencipta cerdas yang memunculkan keberadaan kita untuk sebuah tujuan. Keberadaan kita dan apa yang ada diatas makhluk hidup lainnya adalah hasil kerja sadar yang memiliki tujuan dari Sang Pencipta.”...(QQ)
Intelligent Design bukan bagian dari science, juga bukan teori science, melainkan merupakan sebuah tulisan ataupun ajaran dari seorang pendeta yang bernama William Paley dalam mengalami krisis iman karena adanya kenyataan bahwa teori Evolusi telah memukul dongeng-dongeng yang ada dalam Bible tentang terjadinya penciptaan.

         Intelligent Design sama sekali tidak menerangkan apapun tentang science, tulisan ini hanyalah mendukung bahwa penciptaan ini tak mungkin bisa dilakukan oleh alam melalui proses bertahap maupun yang disebutnya sebagai evolusi. Tulisan ini sama sekali juga tidak dianggap sebagai Teori Revolusi yang merupakan kebalikannya dari teori Evolusi.

          Intelligent Design tidak pernah merupakan pelajaran wajib untuk science manapun dari semua tingkatan pendidikan. Dan yang harus anda semua memahaminya, bahwa Intelligent Design tidak pernah mengalahkan, menyanggah, atau menyingkirkan teori Evolusi Darwin, bahkan penulis Intelligent Science tidak pernah dapat Nobel, bahkan dinominasi pun tidak.
Al Qur'an Secara Tegas, Menyangkal Teori Darwin, Jauh Sebelum Darwin Dilahirkan dari Rahim Ibunya
          Charles Darwin lahir pada 12 Februari, 1809 di Shrewsbury, England - anak kelima dari pasangan Robert Waring Darwin dan Susannah Wedgwood. Ibunya meninggal dunia kala Darwin masih berusia delapan tahun. Ketika Darwin berusia 16 tahun, ia pun meninggalkan kota kelahirannya dan kemudian belajar ilmu obat-obatan di Edinburgh University (EU). Namun sayangnya, ia tak melanjutkan studinya di EU hingga selesai.
 
          Lalu Darwin meneruskan pendidikannya di Cambridge University hingga meraih gelar sarjana. Usai wisuda ia lalu mengadakan suatu "penjelajahan ilmiah" selama lima tahun (1826 - 1831) di Amerika Selatan.Pada 1839, ia pun menikahi saudari sepupunya, Emma Wedgewood. Darwin hidup bersama isteri dan anak-anaknya di Downe, England, kira-kira 15 miles dari London.
 
          Ia menghabiskan masa hayatnya dengan menulis dan menerbitkan karya-karyanya. Pada 1859, karyanya berjudul "On the Origin of Species by Means of Natural Selection" diterbitkan. Buku karyanya banyak dibicarakan orang, dan membuat namanya terangkat. Namun karyanya itu juga menuai kontroversi.Bagaimana tidak, manusia yang ada di muka bumi ini, bagi Darwin adalah merupakan hasil evolusi. Pada 1871 ia menerbitkan buku berjudul "The Descent of Man" yang juga kesohor. Penyakit pun kemudian datang menyerang kala ia berkelana untuk kesekian kalinya ke Amerika Selatan. Ia meninggal pada 19 April 1882 dan dikebumikan di Westminster Abbey.

Teori yang Mengingkari Ayat-ayat Allah
          Al Qur'an diturunkan ratusan tahun sebelum Darwin dilahirkan. Teori manusia kera dari Darwin adalah sebagian kecil ilmu-ilmu yang tidak sesuai dengan Al Qur'an, wahyu Allah yang dilantarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang tidak bisa membaca dan menulis (ummi). Hal ini membuktikan Al Qur'an adalah benar-benar wahyu Allah s.w.t.
Keterangan Al Qur'an tentang Penciptaan Adam
         Para ulama’ telah memberikan pengingkaran atas teori Darwin ini, karena menyelisihi nash-nash Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ para salaf. Oleh karenanya, Syaikh bin Baaz dan ulama’ sejawatnya yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ memberikan jawaban terhadap pertanyaan seputar teori Darwin dengan menyatakan dengan tegas, “Pendapat ini tak benar!! Dalil yang membuktikan hal itu (yakni, kebatilan teori Darwin), Allah -a’ala- telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang periode penciptaan Adam seraya berfirman,
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah (QS. Ali Imraan: 59).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. (QS. Al-Mu’minun: 12).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan mereka dari tanah liat”. (QS. Ash-Shaaffat: 11).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al-Hijr: 26).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”. (QS. Ar-Rahman: 14).
Allah -Ta’ala-’ berfirman,
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”. (QS.Al-Hijr :28-29).
Inilah periode-periode yang dilalui penciptaan Adam menurut Al-Qur’an.
Periode Penciptaan Anak Keturunan Adam
Adapun periode-periode yang dilalui oleh penciptaan anak-cucu Adam, maka Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun: 12-14).
Adapun istri Adam (yakni, Hawwa’), maka Allah -Ta’ala- pun menjelaskan bahwa Dia menciptakannya dari Adam seraya berfirman,
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu”. (QS. An-Nisaa’:1).
Wabillahit taufiq. Washollahu alaa nabiyyinaa Muhammadin wa aalihi washohbihi wa sallam”.


sumber : http://mediabilhikmah.multiply.com/journal/item/159

Ditulis Oleh : Unknown // 1:45 PM
Kategori:

0 komentar:

Post a Comment