Dalam setiap kajian ajaran Ahlussunnah wal jama'ah, narasumber hendaknya
jangan membuat rujukan hanya kepada para ulama salafus sholihin saja,
seperti Imam Syafi'i, Hambali, Maliki dan Hanafi. Akan tetapi hendaknya
disertai dalil-dalil dari Al-Qur'an dan Hadits, sehingga peserta kajian
menjadi paham apa yang diamalkan oleh warga NU bukan merupakan perbuatan
bid'ah.
Demikian disampaikan Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfy bin Ali bin Hasyim bin Yahya saat memberikan tausiyah di hadapan ratusan peserta kajian rutin Aswaja di Masjid Al Jami' Kauman, Kota Pekalongan, Sabtu (19/5) malam.
Dikatakan, peserta harus kita yakinkan bahwa amaliyah NU adalah benar sesuai yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW dan bukan karangan para ulama yang menurut mereka dianggap bid'ah.
Menurut Habib Luthfy, majelis ini sangat penting untuk mengkaji secara mendalam tentang aswaja, agar para generasi penerus NU tidak buta tentang sejarah dan dasar amaliyah NU. Pasalnya, saat ini banyak anak anak NU yang tidak paham apa itu aswaja, sehingga mudah goyah jika ada kelompok lain yang dengan mudahnya merongrong akidah anak-anak muda NU.
Habib Luthfy berharap kepada yang hadir untuk selalu membawa catatan dan mencatat apa yang telah disampaikan narasumber.
"Hal itu penting dilakukan agar putra putri kita tidak kehilangan tulisan yang sangat penting, karena belum tentu anak-anak kita bisa seperti bapaknya," kata Habib.
"Jika yang hadir hanya menjadi peserta pasif, maka akan ada banyak hal yang tidak diketahui, sehingga ini menjadi tantangan bagi narasumber untuk menjelaskan secara detail setiap hal dengan merujuk pada Al-Qur'an dan Hadits," tambahnya.
"Kajian Aswaja ini digelar secara rutin oleh Syuriyah PCNU Kota Pekalongan ini."
Demikian disampaikan Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfy bin Ali bin Hasyim bin Yahya saat memberikan tausiyah di hadapan ratusan peserta kajian rutin Aswaja di Masjid Al Jami' Kauman, Kota Pekalongan, Sabtu (19/5) malam.
Dikatakan, peserta harus kita yakinkan bahwa amaliyah NU adalah benar sesuai yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW dan bukan karangan para ulama yang menurut mereka dianggap bid'ah.
Menurut Habib Luthfy, majelis ini sangat penting untuk mengkaji secara mendalam tentang aswaja, agar para generasi penerus NU tidak buta tentang sejarah dan dasar amaliyah NU. Pasalnya, saat ini banyak anak anak NU yang tidak paham apa itu aswaja, sehingga mudah goyah jika ada kelompok lain yang dengan mudahnya merongrong akidah anak-anak muda NU.
Habib Luthfy berharap kepada yang hadir untuk selalu membawa catatan dan mencatat apa yang telah disampaikan narasumber.
"Hal itu penting dilakukan agar putra putri kita tidak kehilangan tulisan yang sangat penting, karena belum tentu anak-anak kita bisa seperti bapaknya," kata Habib.
"Jika yang hadir hanya menjadi peserta pasif, maka akan ada banyak hal yang tidak diketahui, sehingga ini menjadi tantangan bagi narasumber untuk menjelaskan secara detail setiap hal dengan merujuk pada Al-Qur'an dan Hadits," tambahnya.
"Kajian Aswaja ini digelar secara rutin oleh Syuriyah PCNU Kota Pekalongan ini."
0 komentar:
Post a Comment